Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Penyakit Ispa di Desa Nowa Kecematan Woja Kabupaten Dompu

Penulis

  • Nur Shafira S Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
  • Mulyadi Mulyadi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar
  • Ashari Rasjid Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

DOI:

https://doi.org/10.35584/carejournal.v5i1.221

Kata Kunci:

ISPA, Sampah, Asap, Ventilasi

Abstrak

Penyakit ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut. Menurut data di wilayah kerja puskesmas Dompu Barat tahun 2023 di Desa Nowa sebanyak 400 penderita ISPA. Terjadinya penyakit ISPA diakibatkan oleh polusi pada rumah berupa asap pembakaran sampah,asap rokok, dan ventilasi yang tidak memnuhi syarat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian penyakit ISPA di Desa Nowa Kabupaten Dompu Kecematan Woja. Jenis penelitianyang digunakan adalah jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.populasi dalam penelitian ini adalah penduduk di Desa Nowa yang terdata pada puskesmas Dompu Barat. Sampel penelitian berjumlah 360 responden, data diolah menggunakan analisis statistik dengan uji chi square.Berdasarkan hasil uji chi square yang menunjukan p value=0,010 < 0,05 bahwa ada hubungan antara pembakaran sampah dengan hubungan faktor risiko dengan kejadian penyakit ISPA di Desa Nowa Kecematan Woja Kabupaten Dompu. p value=0,000 < 0,05 bahwa ada hubungan antara asap rokok dengan hubungan faktor risiko dengan kejadian penyakit ISPA di Desa Nowa Kecematan Woja Kabupaten Dompu. Dan p value=0,003 < 0,05 bahwa ada hubungan ventilasi dengan hubungan faktor risiko dengan kejadian penyakit ISPA di Desa Nowa Kecematan Woja Kabupaten Dompu. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan faktor risiko dengan kejadian penyakit ISPA di Desa Nowa Kecamatan Woja Kabupaten Dompu. Diharapkan lebih memperhatikan lagi lingkungan sekitar, kondisi rumah dan persampahan.

Unduhan

Diterbitkan

2025-11-27

Terbitan

Bagian

Vol 5 No. 1 (Desember 2025)