Korelasi Intensitas Depresi dengan Smoking Addiction pada Remaja di Kabupaten Tulungagung
DOI:
https://doi.org/10.35584/carejournal.v3i2.180Kata Kunci:
Depresi, Smoking Addiction, Perokok RemajaAbstrak
Pada era saat ini, perilaku merokok merupakan suatu perilaku yang tidak asing lagi. Rokok dapat dikonsumsi oleh siapa saja, bahkan anak kecil sekalipun. Perilaku merokok dipengaruhi oleh berbagai hal salah satunya karena pengaruh emosional. Ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi, dapat mengarahkan seseorang kepada perilaku merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Korelasi Intensitas Depresi Dengan smoking addiction Pada Remaja di Kabupaten Tulungagung. Penelitian yang digunakan adalah cross sectional design dengan pendekatan observational analytic. Populasi penelitian semua remaja merokok di Kabupaten Tulungagung, dengan populasi terjangkau yaitu 120 remaja. Sampel penelitian sebagian remaja merokok di Kabupaten Tulungagung dengan jumlah 90 perokok yang dipilih dengan menggunakan metode non-randomize sampling Pusposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2024. Instrumen penelitian lembar kuesioner Beck Depression Inventory dan Tobacco Craving Questionnaire. Analisa data menggunakan uji non-parametrik spearman rho. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa Setengah dari responden dari responden mengalami depresi rendah dengan jumlah 45 responden (50%). Berdasarkan perilaku merokok hampir seluruh responden merokok dengan intensitas sedang dengan jumlah 57 responden (63%). Pada responden yang merokok intensitas tinggi hampir seluruhnya mengalami depresi sedang dengan jumlah 15 responden (17%). Sedangkan sebagian besar perokok sedang yang mengalami tingkat depresi rendah dengan jumlah 39 responden (43%). Berdasarkan analisis statistik menggunakan uji spearman rho didapatkan ρ value 0,000 dengan signifikansi 0,05. Oleh terdapat Korelasi Intensitas Depresi Dengan smoking addiction Pada Remaja di Kabupaten Tulungagung. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja. Kurangnya dukungan dan support keluarga yang baik menyebabkan sebagian besar remaja melampiaskannya dengan perilaku negatif
|