Efektifitas Bladder Training Mengatasi Inkontinesia Urin Post Oprasi TURP

Penulis

  • Joko Prasetyo Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia
  • Bekti Setiawan Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia
  • Suhendra Agung Wibowo ITSKes Insan Cendekia Medika Jombang

DOI:

https://doi.org/10.35584/carejournal.v2i2.139

Kata Kunci:

Bladder training, inkontinensia urin, post operasi turp

Abstrak

Menurut National Institutes of Health (NIH), BPH mempengaruhi lebih dari 50% dari pria di atas usia 60 tahun dan sebanyak 90% dari pria di atas usia 70 dan berakhir dengan tindakan operasi. Inkontinensia urin merupakan masalah utama yang dirasakan bagi pasien post operasi prostatectomy pada saat kontrol pertama setelah dilakukan pelepasan selang kateter. Inkontinensia urin yang dialami setelah pelepasan kateter diakibatkan oleh otot detrusor kandung kemih yang tidak secara aktif mengkontraksikan dinding kandung kemih pada proses pengosongan urin akibat dari pemasangan kateter urin jangka lama sejak pasien mengalami masalah berkemih sampai dengan menjalani operasi. Hal ini akan mengakibatkan urin mengalir keluar kandung kemih melalui kateter urin secara terus menerus sehingga detrusor tidak dapat segera merespon untuk mengosongkan kandung kemih ketika kateter dilepas. Kondisi ini disebut instabilitas detrusor pasca kateterisasi. Desain penelitian ini adalah literature review yang dilakukan pada database pencarian Pubmed, Google Scholar, Taylor dan Francis, dan Proquest. Kata kunci yang digunakan adalah bladder training, inkontinensia urin, dan post operasi TURP dengan pembatasan 5 tahun terakhir. Studi tentang terapi cermin pada stroke ditemukan 55 artikel tetapi hanya 6 artikel jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi pencarian. Hasil literature review menunjukkan ada pengaruh terhadap pemberian bladder training terhadap inkontinesia urin.

Unduhan

Diterbitkan

2023-06-27

Terbitan

Bagian

Current Issue (June 2023)